Belakangan ini tanah kelahiranku selalu diguyur hujan
Entah pagi, siang, ataupun malam
Bukan mau sok berpuitis
Atau menyamakan rasa ini dengan alam

Tapi rasanya begitu nyaman
Seperti saat Jogja basah akan air hujan

Sama halnya denganmu
Nyaman bagai membayangkan dirimu tersenyum
Dan tertawa dengan apapun yang kuperbuat

Sayangnya,
Aku hanya terbayang pada suatu hal mustahil
Yang berulang fasih kulakukan

Dan kala ku berhasil melakukannya
Pipi serta simpul senyum inipun mengurai
Laksana air hujan yang selalu ikhlas turun dari atas sana.

anka.
Aku selalu bersyukur
memiliki jemari yang terlahir dengan angka sempurna
memiliki sepasang mata yang mampu menatap megahnya cakrawala

memiliki dua kaki yang tak hanya dapat berdiri menopang beban tubuh 
melainkan juga berjalan dan berlari pun sanggup pula kulakukan

memiliki mulut yang tak hanya cakap mengucap rindu 
tapi ia juga bekerja dengan ikhlas
melafalkan namamu di setiap doa dan malamku

dan memiliki hati yang selalu sadar menyakinkan
bahwa tak hanya aku yang memiliki hak untuk menaruh hati
pada seseorang seperti dirimu

serta ingatan yang tak akan pernah lepas 
hingga pemiliknya menyatakan untuk menyerah
bukan lantaran bosan
tapi karena diri ini paham 
bahwa hati tak akan pernah bisa dipaksakan. 

anka. 
Tak semudah menyatakan aku cinta kamu
Tak seringan pula mengatakan aku sayang padamu

Tapi rasanya,
Ruangan ini masih terlalu sesak bahkan sibuk
Menata diri untuk kembali memulai 

Bukan maksudku tak ingin merajut asa denganmu
Namun ijinkan aku sejenak
Mengistirahatkan apa yang baru saja kuseleseikan

Aku pun tak mau banyak berjanji
Dan tak pandai berkelit soal hati
Tapi setidaknya
Kita tau arti perasaan ini

Jika tiba saatnya nanti 
Selama dirimu masih di sisi
Kupastikan hati ini telah siap
untuk memulainya kembali. 

anka.